• admin
  • 13 June 2025

Pertemuan Koordinasi Tahunan Program BangKIT 2025

Program “Indonesia Inclusive Livelihoods for Poor Rural Communities in Eastern Indonesia” atau Pengembangan Penghidupan Masyarakat Yang Inklusif di Pedesaan Kawasan Indonesia Timur (BangKIT) bertujuan untuk meningkatkan akses peluang penghidupan bagi masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan dan kerawanan pangan di desa sasaran pada Kabupaten Seram Bagian Timur (Provinsi Maluku) dan Kabupaten Sumba Barat Daya (Provinsi NTT) sebagai lokasi pilot proyek. 

Proyek ini mendapatkan dukungan dari Japan Social Development Fund (JSDF) melalui World Bank, dan bekerja sama dengan Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) sebagai lembaga pelaksana yang akan bermitra dengan pemerintah daerah di kedua lokasi kabupaten untuk mengembangkan perencanaan penghidupan yang inklusif dan berbasis masyarakat, digabungkan dengan penguatan kerja sama di tingkat lokal untuk mendukung inisiatif penghidupan yang dimotori oleh masyarakat. Sejak kick off meeting pada Maret 2023, program ini telah melaksanakan ratusan kegiatan selama durasi tersebut, dengan data dan informasi pelaksanaan maupun hasil kegiatan yang juga sangat banyak, baik itu di tingkat desa, kecamatan hingga Kabupaten. 

Saat ini, program BangKIT telah memasuki fase akhir pelaksanaan program, dimana koordinasi akhir seluruh tim program baik itu terkait pengumpulan data/informasi capaian program, pembelajaran, maupun kompilasi data-data primer dan sekunder pendukung, penting untuk dilakukan. Pertemuan koordinasi tahunan Program BangKIT pun dilaksanakan di Jakarta pada 10-13 Juni 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tim Program BangKIT baik di Makassar, Seram Bagian Timur maupun Sumba Barat Daya. Seluruh tim program di Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya pun secara bergantian menyampaikan capaian membanggakan di desa yang menjadi wilayah kerja mereka masing-masing. Dilanjutkan pemaparan capaian dari sisi GEDSI oleh Local Government and GEDSI Specialist Program BangKIT, serta ringkasan capaian secara umum oleh Project Coordinator Program BangKIT.

Berdasarkan data dan informasi yang telah terverifikasi penyusunan laporan akhir program pun dibuat untuk diselesaikan segera dalam waktu yang tersisa. Oleh sebab itu, pertemuan koordinasi ini dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir program oleh tim penyusun yang melibatkan manajemen BakTI dengan koordinator dan spesialis program, dalam bentuk workshop.


Di akhir kontrak kerja dengan para staf program, manajemen BaKTI juga memberi pembekalan kepada para staf untuk meningkatkan daya saing mereka dalam mendapatkan pekerjaan selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan memberi pelatihan singkat mengenai pembuatan CV yang menarik dan berkualitas, sebagaimana hal yang teridentifikasi sebagai kelemahan yang banyak ditemukan saat menerima lamaran dari para pelamar yang berasal dari daerah-daerah seperti Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya.


“Apa yang sudah kita kerjakan dan capai bersama harapannya akan berkelanjutan dengan kita telah melatih dan mendampingi masyarakat hingga pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten dalam menyusun perencanaan yang partisipatif dan inklusif.“ ungkap Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, M. Yusran Laitupa.


 

Task Team Leader Program BangKIT di Bank Dunia, Enurlaela Hasanah hadir pada hari kedua kegiatan Rapat Koordinasi ini. “Banyak sekali perubahan yang telah tercapai seperti yang direncanakan oleh project ini. Kita berharap dari pembelajaran ini kita bisa memperluas dampak dari apa yang kita telah kerjakan.” ungkap Ibu Enurlaela.

Kegiatan Rapat Koordinasi akhir Program BangKIT ini pun ditutup dengan makan malam bersama oleh seluruh staf Program BangKIT dan Yayasan BaKTI. Juga dihibur oleh penampilan-penampilan yang disiapkan sendiri oleh staf dari Program BangKIT di Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya. Suasana haru pun menyelimuti acara terakhir kegiatan rakor ini menandakan akhir dari implementasi Program BangKIT.