• admin
  • 09 May 2025

Pelatihan Teknis dan Manajerial Pembuatan kerajinan Tangan dari Bambu di Kabupaten Sumba Barat Daya

Pada 7-9 Mei 2025, Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Pedesaan Kawasan Indonesia Timur (BangKIT) memfasilitasi kegiatan Pelatihan Teknis dan Manajerial Pembuatan Kerajinan Tangan dari Bambu di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah bahan lokal bambu menjadi berbagai macam produk anyaman yang kompetitif di pasaran.


Sebanyak 30 orang peserta dari enam desa di Sumba Barat Daya yaitu Desa Hameli Ate, Ate Dalo, Umbu Wangu, Homba Pare, Noha, dan Weri Lolo mengikuti kegiatan ini. Pada pelatihan yang berlangsung di Hotel Sinar Tambolaka Sumba Barat Daya dilaksanakan dalam bentuk teori, diskusi pembelajaran, serta praktek langsung oleh peserta. Pada pelatihan ini para peserta belajar tentang teknik mengolah bambu menjadi berbagai produk anyaman, termasuk pula belajar memilih bahan baku bambu yang baik dan cara pengolahannya sebelum diproduksi menjadi anyaman, melakukan analisa usaha kerajinan bambu, serta melakukan pemasaran dan promosi produk kerajinan bambu secara online melalui media sosial.


Kebutuhan pelatihan tentang usaha peningkatan ekonomi dengan mengembangkan keterampilan menganyam merupakan salah satu satu usulan kegiatan dalam rencana penghidupan berkelanjutan masyarakat dari beberapa desa di Kabupaten Sumba Barat Daya. Materi pelatihan meliputi teknik menganyam yang baik, promosi produk usaha melalui media sosial dan e-commerce dan dapat dijual secara offline dengan harga lebih terjangkau diminati dan menjadi kebutuhan pasar.


Anyaman Bambu merupakan anyaman yang kerap dibuat masyarakat. Karena, produk anyaman ini digunakan untuk kebutuhan sehari hari, seperti membuat tempat tisu, kukusan, besek, dan bilik rumah. Hal ini tidak lain, karena bambu tumbuh di sekitar pekarangan rumah, sehingga bahan bakunya mudah diperoleh. Akan tetapi, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pengrajin anyaman bambu, mulai dari berkurangnya minat terhadap kerajinan anyaman bambu, kurangnya promosi hingga persaingan pasar. Karena itu, rangkaian pelatihan ini diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh para kelompok peserta dan dapat meningkatkan kualitas penghidupan mereka ke depannya.