Jaringan Alumni Lintas Young Leaders Programme

Selama masa pandemi COVID-19 di periode Juli - September ini, UnionAID dan BaKTI melaksanakan beberapa kegiatan yakni Co-design membangun jaringan alumni lintas young leaders programme dan Diskusi online Live di Instagram BaKTI.
 

Co-design Membangun Jaringan Alumni Lintas Young Leaders Programme

UnionAID, BaKTI dan YLP alumni menginisiasi platform melalui proses co-design. Proses desain dimulai pada 6 Juni 2020 dan direncanakan akan berlangsung sampai dengan Oktober 2020.

Dalam tiga bulan proses, tim kecil yang terdiri dari Laila Harre dan Alexandra Hill (UnionAid), Victoria Ngantung dari Yayasan BaKTI, YLP Alumni dari Myanmar, Mindanao, dan Indonesia berencana untuk membuat 2 protoype platform untuk mendorong engagement, yaitu dalam bentuk webinar dan website. Saat ini tim sedang menyusun desain pelaksanaan webinar dan konstruksi website. Webinar dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 10 Oktober 2020 dan sebagai bagian dari persiapan webinar, website YLP alumni akan mulai beroperasi pada awal Oktober 2020.
 

Diskusi Live Instagram Story @infobakti "Gerakan Bantuan Hukum dan Upaya Mendorong Keadilan bagi Korban Kekerasan Seksual"

Rezky Pratiwi, salah seorang alumni program INSPIRASI 2018 dan Kepala Divisi Hak Perempuan dan Anak YLBHI-LBH Makassar hadir menjadi narasumber untuk diskusi live di Instagram BaKTI pada tanggal 11 September 2020. Perempuan yang akrab di sapa Tiwi ini berbagi cerita tentang Gerakan Bantuan Hukum dan Upaya Mendorong Keadilan bagi korban Kekerasan Seksual yang ia lakukan bersama teman-teman di lembaganya saat ini.  Sebelum mengikuti program INSPIRASI, Tiwi dan lembaganya banyak melakukan kerja-kerja pendampingan kasus korban kekerasan seksual saja, itupun kalau ada masalah/kejadian baru direspon.  Selama mengikuti program INSPIRASI di New Zealand, Tiwi banyak dibekali dengan pengetahuan dan tools penanganan korban. Juga belajar dengan NGO lokal disana yang memberikan layanan dan kerja-kerja kreatif terkait penanganan kasus korban kekerasan seksual termasuk kolaborasi multipihak dan pelibatan orang banyak mulai dari kampanye, advokasi dan pendampingan. Saat ini Tiwi dan LBH Makassar bersama individu dan perwakilan jaringan yang bergerak dalam isu kesetaraan dan keadilan gender di Sulawesi Selatan menggagas gerakan kolektif untuk mendorong terciptanya ruang aman melalui diskusi dan kampanye. Kelompok ini juga menciptakan referral pathway atas kasus-kasus yang ditemui sebagai salah satu bentuk kolaborasi, mengingat sebagian yang ada di dalamnya juga bekerja sebagai penyedia layanan/pendamping. Tiwi juga berbagi cerita tentang Survei “Testimoni Kasus Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi di Makassar”, sebuah formulir online untuk penyintas dan saksi kasus kekerasan. Selain itu, Tiwi dan LBH Makassar juga melakukan FGD “Campus Fight Against Sexual Violence” dan Webinar “Mempromosikan Kebijakan Anti-Kekerasan Seksual di Universitas”. Sebagai tindak lanjut dari survei dan diskusi tersebut, ada kebutuhan untuk membuat produk pengetahuan bersama yang sederhana dan dapat dibagikan ke publik berupa Buku Saku “Menjadi Supporter bagi Korban Kekerasan Seksual”. Buku saku yang saat ini dikerjakan Tiwi dan tim rencananya akan memuat tentang kekerasan seksual, bagaimana sikap dan prinsip dalam menawarkan bantuan, apa saja kebutuhan korban, hingga apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual untuk semua.