• adminbakti
  • 01 December 2022

Diskusi INSPIRASI BaKTI  “Mental Sehat, Generasi Hebat”

Masa anak-anak merupakan masa pertumbuhan. Selain memperhatikan perkembangan fisik mereka, sebagai orang tua perlu memperhatikan perkembangan mental anak. Perkembangan mental dipengaruhi oleh kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik, akan memengaruhi juga kesehatan fisik anak. Menurut data WHO, 1 dari 5 anak mengalami gangguan mental. Gangguan mental begitu beragam bentuknya di antaranya, seperti     ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan perilaku, kecemasan, depresi, hingga sindrom Tourette (Sindrom Tourette merupakan suatu kondisi kelainan yang ditandai dengan adanya gerakan repetitif atau suara yang tidak diinginkan). 

Memiliki kesehatan mental yang baik adalah kunci untuk perkembangan yang baik pada anak. Anak-anak membutuhkan kesehatan mental agar mereka dapat merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, membangun hubungan yang sehat dengan orang lain dan menikmati hidup. Kesehatan mental anak dapat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya keadaan keluarga, kehidupan sekolah, dan peristiwa kehidupan. Oleh karena itu anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental pada usia berapa pun.

WHO mengatakan, generasi milenial atau dikenal juga dengan generasi Y lebih rentan terkena stres. Generasi milenial banyak didominasi oleh dewasa muda yang berusia 22-38 tahun (yang lahir mulai tahun 1980 – 1996). Selanjutnya secara global, WHO menyebutkan dalam lamannya terkait “World Mental Health Day 2021” bahwa satu dari tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental. Bahkan, setengah diantaranya bermula sejak usia 14 tahun namun tidak terdeteksi dan tertangani dengan baik. Sementara berdasarkan data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala  depresi  dan  kecemasan  untuk  usia  15  tahun  ke  atas  mencapai  sekitar  6,1%  dari  jumlah  penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Peneliti bahkan menemukan adanya prevalensi dan peningkatan depresi paling tinggi pada kelompok remaja usia 15 hingga 19 tahun dibandingkan kelompok usia lain.

Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh anak dan remaja tidak hanya terkait kondisi fisik dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi, mendapatkan imunisasi lengkap, dan cara lainnya untuk mendukung tumbuh kembang anak secara fisik. Akan tetapi masalah lainnya yang terkadang terlupakan bahwa ada kesehatan lain yang tidak kalah penting, yaitu kesejahteraan emosional dan mental pada anak. Riset yang dilakukan oleh tim Divisi Psikiatri Anak dan Remaja (Tahun 2021), Fakultas Kesehatan di Universitas Indonesia, mencoba untuk memetakan keresahan mental remaja di periode transisi 16-24 tahun dari seluruh Indonesia. Sebanyak 95,4% menyatakan bahwa mereka pernah mengalami gejala kecemasan (anxiety), dan 88% pernah mengalami gejala depresi dalam menghadapi permasalahan selama di usia ini. Selain itu, dari seluruh responden, sebanyak 96,4% menyatakan kurang memahami cara mengatasi stres akibat masalah yang sering mereka alami.

Sama halnya dengan orang dewasa, anak dan remaja memiliki hak yang sama terhadap penerimaan kesejahteraan secara emosional dan mental, selain itu memegang peranan yang cukup penting dimasa yang akan datang. Tidak hanya dibutuhkan peran orangtua/pengasuh akan tetapi semua pihak termasuk pemerintah dan bahkan teman sebaya perlu membantu mendukung kesehatan mental anak dan remaja selama proses perkembangannya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), anak yang sehat secara mental memiliki kualitas hidup yang cenderung baik. Mereka pun lebih mudah menjalankan fungsinya secara optimal baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. 

Kesehatan mental dan kesehatan fisik secara inheren saling terkait. Seseorang tidak dapat memiliki yang satu tanpa yang lain karena keduanya saling menarik dan berkaitan. Kesehatan fisik remaja biasanya difokuskan di sekolah dan di rumah karena lebih mudah mengidentifikasi masalah fisik daripada mental. Namun, banyaknya masalah mental yang diabaikan dan tidak terdeteksi ini pada gilirannya akan membawa dampak menghancurkan bagi anak dan remaja terutama mereka yang memang sudah rapuh sejak lama. Untuk itu, melihat pentingnya kesehatan mental bagi anak dan remaja, Yayasan BaKTI akan melaksanakan diskusi Inspirasi BaKTI yang akan dilaksanakan secara virtual dengan mengangkat tema “Mental Sehat, Generasi Hebat”.

Tujuan Kegiatan:
1.    Pemaparan upaya dan strategi pemerintah dalam mencegah dan menangani kesehatan mental bagi anak dan remaja.
2.    Berbagi informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mental bagi anak dan remaja.
3.    Berbagi pengalaman dalam pencegahan dan penanganan kesehatan mental bagi anak dan remaja.

Output Kegiatan:
1. Adanya informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mental bagi anak dan remaja
2. Terinformasinya upaya dan strategi pemerintah dalam mencegah dan menangani kesehatan mental bagi anak dan remaja ke masyarakat secara umum.
3. Adanya informasi dari psikolog yang dibagikan kepada masyarakat mengenai cara mencegah dan menangani kesehatan mental bagi anak dan remaja.

NARASUMBER
•    Ibu Achi Soleman, S.STP M.Si (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar)
•    Dr. Farida Aryani (Child Protection Specialist - Yayasan Indonesia Mengabdi)
•    Annisa Maharani (Psikolog Klinis Daya Potensia Indonesia)
•    Hasri Isrami A. Syamsu, S. Psi (Penyintas)

Moderator:  Muh. Taufan Ramli

Waktu Pelaksanaan:
Inspirasi BaKTI akan dilaksanakan secara daring/virtual pada:
Hari/ TanggaL  : Selasa, 06 Desember 2022 
Waktu            : 14.00  - 17.00 WITA

Bergabung melalui tautan
Link Zoom    : https://bit.ly/InspirasiBaKTI2022_4 
Meeting ID   : 892 1087 1067 
Passcode    : 372185